Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena penulisan makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini membahas tentang hubungan antara kebudayaan dengan manusia serta
pengaruhnya terhadap manusia dan diharapkan dapat memberi pengetahuan dan
menambah wawasan bagi siapapun yang membaca makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang
telah memberikan saran, maupun masukan-masukan guna penyempurnaan makalah ini.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya.
Akhir kata, kami meminta maaf apabila dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu kami akan berupaya selalu terbuka dan seobjektif
mungkin terhadap kritik dan saran yang membangun guna mempertimbangkan di
masa-masa yang akan dating.
BAB I
PENDAHULAUAN
1. Latar Belakang
Setiap bangsa dimanapun berada memiliki kebudayaan. Kebudayaan ialah berkat
akal budi manusia yang di pergunakan untuk memenuhi kehidupan jasmani dan
rohaninya. Kebudayaan mencakup kelompok ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
dan sebagainya, dan komplek aktivitas, yaitu keadaan berpola dari masyarakat
dalam masyarakat, serta benda-benda hasil karya manusia.
Dasar segi politis, Indonesia adalah suatu yang utuh. Akan tetapi dari dalam
keanekaragaman budayanya secara jujur diakui masih terdapat jarak komunikasi di
antara kelompok etnis, hal yang sering menimbulkan konflik budaya pada seorang
yang bergerak dari satu kelompok etnis yang lain. Konflik budaya tersebut acap
kali bertaraf nasional. Oleh karena itu, kita harus mampu mengenal dan
menyadari adalah masalah semacam ini, memiliki wawasan yang luas tentang
soal-soal, kebudayaan, sehinga sanggup dan mampu memegang peranan dalam
usaha-usaha pembangunan moderenisasi.
Selain daripada itu, dengan mempertahankan dan membentuk serta memupuk
kepribadina bangsa, kita ingin mewujudkan cita-cita, yakni: membangun
masyarakat yang modern yang sanggup menggunakana teknologi modern tanpa
kehilangan kepribadian bangsa sendiri.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manusia dan kebudayaan?
2. bagimana menganalisis konsep kebudayaan?
3. apa perbedaan antara system budaya dan system social?
4. Masalah apa saja yang termasuk orientasi nilai budaya?
5. apa komponen kebudayaan itu?
6. apa saja peristiwa – peristiwa yang termasuk perubahan kebudayaan?
7. apakah hubungan kebudayaan dengan manusia serta pengaruhnya terhadap manusia
itu sendiri?
8. apa perbedaan antara kebudayaan Barat-Timur serta pengaruhnya terhadap
kebudayaan nasional?
3. Tujuan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan menambah wawasan
tentang hubungan dan pengaruh kebudayaan dengan manusia serta makna nilai –
nilai luhur budaya spiritual bangsa yang terdapat dalam kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa sebagai bagian kebudayaan bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
A. Manusia
Manusia dalah makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh yang paling
sempurna jika dibandingkan dengan makhluk – makhluk lain. Kesempurnaan itu
terletak pada adab dan budaya. Manusia beradab atau berbudaya karena dilengkapi
oleh penciptanya dengan akal, nurani dan kehendak yang terdapat dalam jiwa
manusia.
Sebagai makhluk budaya, manusia mempunyai berbagai: kebutuhan yang bervariasi.
Kebutuhan tersebut tidak mungkin dapat dipenuhinya sendiri dengan sempurna
tanpa berhubungan dengan alam lingkungan dan manusia lain. Apabila manusia
mengadakan hubungan dengan manusia lain, ini berarti bukan hanya sebagai
makhluk budaya melainkan juga sebagai mahkluk social (zoo politicon).
B. Kebudayaan
Ada beberapa defenisi kebudayaan menurut para ahli yaitu sebagai beirkut:
v
E.B Taylor
Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,
kesusilaan, hukum, adat – istiadat, serta kesempurnaan dan kebiasaan lainnya
yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
v
Linton
Keseluruhan pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang
dimiliki oleh anggota masyarakat
v
Kluckhon dan Kelly
Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun
implicit, rasional, yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial
oleh perilaku manusia.
v
Kroeber
Keseluruhan realita gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai – nilai
yang dipelajari dan diwariskan, serta perilaku yang ditimbulkannya.
v
Herskovits
Bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
v
Krober dan Kluchon
Pola perilaku eksplisit, dan implisit yang dipelajari dan diwariskan melalui
simbol-simbol, yang merupakan prestasi khas manusia, termaksud perwujudannya
dalam benda-benda budaya.
v
Selo Soemardjan & Soeleman Soemardi
Semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
v
Koentjaningrat
Keseluruhan sistem gagasan, tindakan-tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Berdasarkan defenisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar
merupakan hal penting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan.
2. Konsep Kebudayaan dan Unsur-Unsur Kebudayaan
Konsep kebudayaan
Menganalisis konsep kebudayaan perlu dilakukan dengan pendekatan dimensi wujud
dan isi dari wujud kebudayaan.
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:
a.) Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia.
b.) Kompleks aktivitas, berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
bersifat konkret, dapat diamati atau diobservasi.
c.) Wujud sebagai benda/ hasil karya manusia.
Unsur-unsur kebudayaan
Menurut konsep B. Malinowski, kebudayaan didunia mempunyai tujuh unsur
universal, yaitu:
1.) Bahasa.
2.) Sistem teknologi.
3.) Sistem mata pencaharian.
4.) Organisasi social.
5.) Sistem pengetahuan.
6.) Religi.
7.) Kesenian.
3. Sistem budaya dan sistem social
- Sistem budaya
Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya atau
cultural system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama
masyarakat.
Fungsi sistem budaya adalah menata dan menetapkan tindakan-tindakan serta
tingkah laku manusia.
- Sistem Sosial
Sistem social merupakan realitas-realitas social di masyarakat tiap-tiap sistem
social terdiri atas pola-pola perilaku tertentu yang mempunyai struktur dalam
dua arti, yaitu:
1. Relasi-relasi sendiri antara orang-oarang bersifat agak mantap dan tidak
cepat berubah.
2. Perilaku-perilaku mempunyai corak atau bentuk yang relative mantap. Dalam
suatu sistem social, paling tidak harus terdapat hal, yaitu:
1. Dua oaring atau lebih
2. Terjadi interaksi diantara mereka
3. Bertujuan
4. Memiliki struktur, symbol, dan harapan-harapan bersama yang dipedomaninya.
Unsur-unsur sistem social ada sepuluh, yaitu:
1. Keyakinan (pengetahuan)
2. Perasaan (sentiment)
3. Tujuan, sasaran, atau cita-cita
4. Norma
5. Kedudukan peranan (status)
6. Tingkatan atau pangkat (tranle)
7. Kekuasaanatau pengaruh (power)
8. Sanksi
9. Sarana atau fasilitas
10. Tekanan ketegangan (stress-strain)
4. Orientasi Nilai Budaya
Sistem nilai budaya dalam masyarakat dimanapun di dunia, secara universal
menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakikat hidup manusia (MH)
2. Hakikat karya manusia (MK)
3. Hakikat waktu manusia (MW)
4. Hakikat alam manusia (MA)
5. Hakikat hubungan manusia (MM)
TABEL 1
Kerangka Cluckhon Mengenai Lima Masalah Dasar
Dalam Hidup yang Menentukan
Orientasi Nilai Budaya Manusia
Masalah Dasar
Dalam Hidup Orientasi Nilai Budaya
Hakiakat Hidup
(MH) Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk, tetapi manusia wajib
berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik.
Hakikat Kerja
(MK) Karya itu untuk
Nafkah hidup Karya itu untuk kedudukan, kehormatan, dan sebagainya. Karya itu
untuk menambah karya.
Persepsi Manusia
Tentang waktu
(MW) Orientasi kemasa kini Orientasi kemasa lalu Orientasi ke masa depan
Pendangan manusia terhadap alam
(MA) Manusia tunduk kepada alam yang dahsyat Manusia berusaha menjaga
keselamatan dengan alam Manusia berhasrat menguasai alam
Hakikat hubungan
Antara manusia dengan sesamanya
(MM) Orientasi kolateral (horizontal), masa ketergantungan pada sesamanya
(berjiwa gotong-royong) Orientasi vertical, rasa kebergantungan pada
tokoh-tokoh atasan dan berpangkat Individualisme menilai tinggi usaha atas kekuatan
sendiri.
Sistem-sistem nilai di Amerika telah diteliti oleh Williams (1960).
Diperoleh informasi adanya orientasi nilai-nilai yang dianut oelh warganya,
yaitu:
1. Hasil usaha dan keberhasilan dipentingkan oleh pribadi
2. Menenekankan pada aktivitas dan pekerjaan
3. Memandang dunia dari segi moral
4. Mementingkan mores (adat istiadat) kemanusiaan
5. Menghargai efisiensi dan kepraktisan
6. Orientasi ke masa depan (kemajuan)
7. Berorientasi kepada materi
8. Berkeyakinan pentingnya persamaan derajat
9. Menghargai kebebasan
10. Menyesuaikan diri terhadap dunia luar
11. Mementibgkan segi rasio dan ilmu pengetahuan
12. Memiliki patriotisme
13. Berkeyakinan terhadap demokrasi
14. Berkepribadian individualisme
15. Mempunyai tema rasional dan superioritas kelompok
5. Komponen Kebudayaan
Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas 2 koponen utama:
1. Kebuyaan material, mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata dan
konrit.
2. Kebudayaan nonmaterial, yaitu ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi.
6. Perubahan Kebudayaan dan Penyesuaian diri antara Budaya
Peristiwa-peristiwa perubahan Kebudayaan:
1. Cultural lag, yaitu perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam
kebudayaan suatu masyarakat.
2. Cultural survival, yaitu suatu konsep yang lain, dalam arti bahwa konsep ini
dipakai untuk menggambarkan suatu praktek yang telah kehilangan fungsi
pentingnya seratus persen, yang tetap hidup dan berlaku semata-mata hanya di
atas landasan adat-istiadat.
3. Pertentangan kebudayaan (cultural conflict), hal ini terjadi sebagai akibat
relatifnya kebudayaan yang menyebabkan konflik langsung antar kebudayaan.
4. Guncangan kebudayaan (culture shock), yaitu penyakit mental yang tak
disertai oleh korbannya dimana seseorang tiba-tiba dipindahkan kedalam suatu
kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan sendiri.
Ada 4 tahap yang membentuk siklus culture shock:
1. Tahap inkubasi, kadang-kadang disebut tahap bulan madu, sebagai suatu
pengalaman baru yang menarik.
2. Tahap krisis, ditandai dengan suatu perasaan dendam, pada saat inilah
terjadi korban culture shock.
3. Tahap kesembuhan, korban mampu melampaui tahap kedua, hidup engan damai.
4. Tahap penyesuaian diri, sekarang orang tersebut sudah membanggakan sesuatu
yang dilihat dan dirasakannya dalam kondisi yang baru itu, rasa cemas dalam
dirinya sudah berlalu.
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadappenyesuaian diri antar budaya adalah:
1. Besar-kecilnya perbedaan antara kebudayaan tempat asalnya dengan kebudayaan
lingkungan yang dimaksukinya.
2. Pekerjaan yang dilakukannya, yaitu apakah pekerjaan yang dilakukannya itu
dapat ditolerir dengan latar belakang pendidikannya atau pekerjaan sebelumnya.
3. Suasana lingkungan tempat ia berada.
4. Enkulturasi (pembudayaan), yaitu proses seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, dan
peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
5. Akulturasi, yaitu proses social yang timbul bertemu suatu keudayaan tertentu
dengan unsure-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsure-unsur
kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.
6. Difusi, yaitu proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan dan sejarah keseluruh
dunia bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia.
7. Hubungan Manusia dengan Keudayaan
Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusia, begaimana manusia
dengan akal budinya dan struktur fisiknya dapat mengubah lingkungan berdasarkan
pengalamannya. Manusia yang mempunyai jiwa, mempunyai pula kebudayaan. Manusia
itu adalah tertinggi dan mempunyai kedudukan yang istimewa.
Islam menyatakan dalam Al-Qur’an:
“Kami muliakanlah anak-anak Adam, kami lebihkan mereka dari kebanyakan makhluk
yang kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS. Al-Isra’:70)
“Tuhan yang mejadikan bumi buat kamu untuk tempat tinggal dan langit menjadi
atap, dan dibentuk-Nya rupamu dan dibuat-Nya rupamu yang baik serta diberi-Nya
kamu rezeki denganbarang-barang yang baik.” (QS. Al-Mukmin:64)
“Tuhan berfirman kepada Malaikat: Aku menempatkan khalifah di bumi.” (QS.
Al-Baqarah:30).
Manuisa mencipta diri apa yang ada. Ciptaan manusia yang dinamakan kebudayaan.
8. Pengaruh Kebudayaan Terhadap Kepribadian Manusia
Kebudayaan tidak bias lepas dari kepribadian imndividu melalui proses belajar
yang disebut sosialisasi. Kepribadian/watak tiap-tiap individu pasti juga
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan itu secara keseluruhan.
Sebaliknya, kebudayaan suatu masyarakat turut memberikan sumbangan pada
pembentukan kepribadian seseoarang. Suatu individu dalam suatu
masyarakat,walaupun berbeda-beda satu sama lainnya, distimulasi dan depengaruhi
oelh nilai-niai dan norma-norma dalam sistem budaya dan juga olehsistem social
yang telah di internalisasikan (diserap dalam dirinya) melalui proses
sosialisasi dan proses pembangunan selama hidup sejak masa kecilnya.
Hubungan Kebudayaan dan Kepribadian Manusia
Bagan diatas menjelaskan hubungan antara kepribadian dan kebudayaan.
Kepribadian mengacu pada cirri-ciri khas dan sifat-sifat yang mewakili sikap
atau tabiat seseorang. Termasuk didlam konsep kepribadian adalah pola-pola
pemikiran, perasaan, konsep diri, mentalitas, perangai, dan segala
kebiasaan-kebiasaan. Indifidu dan perilakunya di sesuaikan dengan masyarakat
dan kebudayaannya.
- Kepribadian umum dan dasar
Pada tiap-tiap masyarkat terdapat pola-pola kebudayaan sendiri yang tidak
memiliki oleh mayarakat lainnya. Dari sini akan memunculkan karakteristik
kepribadian sesuatu masyarakat. Du bois menyebutnya dengan kepribadian umum.
Kepribadian umum suatu masyarakat dengan masyarakat mengembangkan
kebudayaannya. Sendiri / tipe kepribadian yang sesuai dengan kebudayaannya.
Selain itu tiap masyrakat juga memiliki kepribadian dasar. Kepribadian dasar
itu adalah karena indifidu anggota masyarakat itu mendapat pengaruh lingkungan
kebudayan setempat yang sama selama masa pertumbuhannya.
- Kebudayaan dan watak
Sesuatu kebudayan sering memancarkan suatu watak khas tertentu yang sering
tampak pada gaya tingkah laku masyarakat. Kegemaran-kegemaran mereka, dan
berbagai benda budaya hasil karya mereka.
9. Barat dan Timur diantara Kebudayaan Nasional
Nilai Budaya Barat
Barat dalam pikirannya cenderung menekankan dunia objektif dari pada rasa
sehingga hasil pola pemikiran demikian membuahkan sains dan teknologi. Barat
dalam cara berpikir dan hidupnya lebih tepikat oleh kemajuan material dan hidup
sehingga tidak cocok dengan cara berpikir untuk meninjau makna hidupnya.
Menurut Ta Thi Anh (1975) ada tiga nilaiyang penting yang mendasari semua nilai
Barat, yakni martabat manusia, kebebasan, dan teknologi.
Dalam hal manusia, mereka beranggapan bahwa manusia adalah ukuran bagi
segalanya. Maksudnya, manusia mempunyai kemampuan untuk menyempurnakan hidupnya
sendiri dengan syarat bertindak tolak dari rasio, intelek, dan pengalaman
(Dovothy L.Marx, 1983). Manusia oleh Barat dipandang sebagai pusat segala
sesuatu yang mempunyai kemampuan rasional, kreatif, dan estetik sehingga
kebudayaan Barat menghasilkan beberapa nilai dasar seperti demokrasi, lembaga
social, dan kesejahteraan ekonomi.
Kebudayaan barat memperkenalkan unsure-unsur budaya sebagai berikut : Ilmu
pengetahuan, teknologi, sistem social, system ekonomi, peralatan, bahasa eropa,
kesenian (sastra, tari, musik, bangunan ) dan agama Kristen. Disamping itu
mereka juga memperkenalkan huruf dan tulisan latin yang merupakan unsur penting
bagi terbuka lebarnya komunikasi budaya internasional. Pengaruh kebudayaan
barat sangat nyata dengan adanya proses modenisasi kehidupan masyarakat kita.
Nilai budaya timur
Nilai budaya timur pada intinya banyak bersumber dari agama- agama yang lahir
di dunia timur.Berpikir secara timur tidak bertujuan menunjang usaha- usaha
manusia unuk menguasai dunia dan hidup secara teknis, sebab manusia timur lebih
menyukai intuisi dari pada akal budi.
Nilai budaya yang di pengaruhi oleh agama Hindu dan budha membuat kebijasanaan
timur bersifat kontemplatif, tertuju kepada tinjauan kebenaran. Nafsu untuk
memperoleh hikmah atau kerinduan akan keselamatan dunia, dan kebebasan diri
dari penderitaan dunia semua tidak terletak pada akal budinya, tetapi di lalui
dengan meditasi, tirakat (ascetic), dan mistik. Budaya timur menginginkan
kekayaan hidup, bukan kekayaan benda, tenang tenteram, menyatu diri, fatalisme,
pasivitas, dan menarik diri.
Reaksi dan Sikap Budaya Timur
Menurut Alfian (1985,36) ada tiga pola atau corak reaksi dalam menghadapi
tantangna kebudayan Barat, yaitu:
1. Corak reaksi yang menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan Barat.
2. Corak yang sama sekali antikebudayaan Barat
3. Corak reaksi yang berusaha melihat pembenturan kebudayaan Timur dengan Barat
secara realistis dan kritis.
Kebudayaan nasional hanya berusaha mengadakan sinteisi antara nilai budaya
Barat dan nilai budaya Timur, atau perpaduan keduanya secara selektif.
Kebudayaan Nasional Indonesia
Ada dua pendapat tentang kebudayaan Nasional, yaitu:
1. kebudayaan Nasional adalah berupa puncak dari budaya suku-suku yang menghuni
bumi Nusantara ini.
2. Kebudayaan Nasional adalah hasil sintesa dari berbagai jenis budaya suku
tersebut, yang membentuk pola baru.
Rumusan tentang kebudayaan nasional dapat dikelompokkan kedalam dua aliran,
yaitu:
1. Keindonesiaan sebenarnya sudah sejak dahulu kala, mulai dari adapt, seni,
dll. Perlu diusahakan oleh bangsa Indonesia dalam membangun kebudayaan
nasionalnya ialah bagaimana memperbaharui kebudayaan dengan memperluas dasar
kebudayaan Indonesia melalui cara memadukan materialisme, perasaan,
telektualisme, dan individualisme (Barat) dengan spiritualisme, perasaan, dan
kolektivisme (Timur). Aliran pertama ini dipelopori oleh Ki Hajar Dewantara
c.s.
2. Aliran yang dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana menghandaki penciptaan
kebudayaan nasional Indonesia banyak dipengaruhi oleh unsure-Barat yang
dinamis. Kebudayaan nasional yang baru itu dengan sendirinya mencerminkan pula
watak dan kepribadian bangsa Indonesia yang berbeda dengan watak dan
kepribadian sebelumnya (masyarakat dan kebudayaan pra-Indonesia)
Berdasarkan fungsinya, kebudayaan nasional menurut Koentjaraningrat adalah:
a. Suatu system gagasan dan perlambang yang, memberi identitas kepada Negara
Indonesia.
b. Suatu system gagasan dan perlambang yang dapat dipakai oleh semua warga
Negara warga Indonesia yamg bhinneka itu, untuk saling berkomunikasi dan dengan
demikian dapat memperkuat solidaritas.
Syarat kebudayaan nasional Indonesia sebagai suatu system gagasan dan
perlambangan yaitu sebagai berikut:
1. Merupakan hasil karya warga Indonesia
2. Mengandung cirri-ciri khas Indonesia
3. Hasil karya warga Indonesia yang dinilai tinggi oleh warganya dan menjadi
kebanggaan semua.
Beberapa kebudayaan nasional yang bias diterima dan dihayati oleh seluruh
bangsa Indonesia secara nasional adalah:
1. Pancasila
2. Undang-undang Dasar 1945 (UUD 45)
3. Sumpah pemuda 28 oktober 1928
4. Bendera merah-putih, lagu Indonesia Raya dajn Lambang Garuda
5. Bahasa Indonesia
6. Kepercayaan kepada roh nenek moyang
7. Sikap ramah dan gotong royomg
8. Modernisasi dan pembangunan
Pengaruh Budaya Luar terhadp Masyarakat Indonesia
1. Pengaruh Positif
- kemajuan di bidang IPTEK
- Perangsang percepatan perkembangan masyarakat Indonesia dengan demikian akan
memperkaya kebudayaan.
2. Pengaruh Negatif
- Mempengaruhi etiket dan moral bangsa Indonesia khususnya generasi muda yang
mudah terpengaruh.
- Gaya hidup bebas
- Cara berpakaian yang minim
- dsb
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
- Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dimana kesempurnaan
itu terletak pada adapt dan budayanya.
- Kebudayaan adalah kenyataan yang dilahirkan manusia dengan perbuatan.
- Belajar merupakan hal penting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan.
- Ada tiga wujud kebudayaan yaitu sbb:
1. Bahasa
2. System teknologi Sistem mata pencaharian
3. Organisasi social
4. Sistem pengetaghuan
5. Religi
6. Kesenian
- Komponen kebudayaan terdiri dari kebudayaan Material dan nomaterial
- 5 masalah pokok kehidupan manusia yaitu:
1. Masalah hidup manusia (MH)
2. Hakekat karya manusia (MK)
3. Hakikat waktu manusia (MW)
4. Hkekat alam manusia (MA)
5. Hakikat hubungan manusia (MM)
- Peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaaan:
1. Cultural atau lag
2. Cultural sufifal
3. Pertentangan kebudayaan (cultural conflick)
4. Guncangan kebudayaan (cultural shock)
5. Enculturasi
6. Akulturasi
7. Difusi
- Manusia mencipta dari apa yang ada. Ciptaan manusia yang dinamakan kebudayaan
atau kebudayaan tidak bias lepas dari kepribadian individu melalui suatu proses
belajar yang disebut sosialisasi atau nilai Barat ;lebih terpikat oleh kemajuan
materil sedangkan nilai Timur menginginkan kekayaan hidup (hati). Atau ada 2
pendapat tenyang kebudayaan nasional, yaitu:
1. Kebudayaan nasional adalah berupa puncak dari suku-suku yang menghuni bumi
nusantara ini.
2. Kebudayaan nasional adalah hasil sitesa dari jenis budaya suku tersebut,
yang membentuk pola baru.
2. Saran
Saran kami kepada pembaca makalah ini, yaitu jagalah dan peliharalah kebudayaan
Indonesia agar tidak mendapat pengaruh buruk dari budaya luar.